Mungkin kita pernah mendengar sebuah pertanyaan, Bukankah islam tidak menganjurkan kita untuk kaya karena kaya banyak godaannya? dan ada juga yang bilang, sudahalah kemiskinan itu tidak perlu diubah, itu adalah ladang pahala bagi yang mengalaminya, Apakah benar seperti itu??
Coba kita renungkan sejenak hadis beriku ini :
"sesungguhnya, engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya(cukup) lebih baik dari pada engkau tingalkan mereka hidup melarat (miskin) yang menadahkan tangan - tangan mereka kepada manusia (meminta-minta)" (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis tadi menyebutkan bahwa kita lebih baik meninggalkan ahli waris dalam kondisi kaya dibandingkan dengan kondisi miskin atau serba kekurangan, Sehingga dengan demikian hadis tersebut memotivasi kita untuk produktif dalam mencari nafkah sehingga ahli waris kita dapat kita tinggali dengan harta warisan yang memadai.
Islam mendoraong Umatnya untuk memiliki harta yang memadai atau kaya. Islam memerintahkan untuk memerhatikan keluarga (ahli waris) yang ditinggalkan supaya mereka jangan sampai hidup melarat dan menadahkan tangannya kepada manusia.
Bahkan Rasul pun mendoakan Anas bin malik
"Ya Allah, banyakanla harta dan anak - anaknya serta berilah keberkahan apa yang engkau telahberikan kepadanya" ( HR Bukhari)
Ini adalah bukti bahwa Rasulullah SAW mendoakan sahabatnya agar memiliki harta yang banyak, Andaikan saja memiliki harta yang banyak kurang baik pastinya Rasulullah SAW tidak akan pernah mendoakan sahabatnya Anas Bin Malik.
Nabi pun bersabda kepada Hakim bin Hizaam,
"wahai hakim, sesungguhnya harta ini indah (dan) manis. maka barangsiapa yang mengambilnya dengan jiwa yang baik, niscaya mendapatkan keberkahan, dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang tamak, niscaya tidak mendapatkan keberkahan, dan ia seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang dan tangan yang diatas ( yang memberi) lebih baik dari tangan yang dibawah (yang Meminta)". (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis diatas menganjurkan kepada kita untuk memiliki harta yang cukup dan
memadai.
Pertama, Karena dinyatakan bahwa harta itu indah dan manis berarti merupakan sesuatu yang indah dan manis, dan merupakan suatu yang positif. Kedua Dalam hadis diyatakan tangan diatas (memberi) lebih baik dari pada tangan dibawah (menerima), dengan demikian bahwa menjadi dermawan tidak harus kaya raya, karena belum tentu orang yang kaya raya itu dermawan. Tetapi Dengan kaya dan dermawan akanlebih banyak harta yang didermakan. Dengan demikian, menjadi orang kaya akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk beramal dan memberikan manfaat bagi orang lain dengan hartanya itu.
Dengan demikian bahwa urusan antara ibadah atau agama dan ikhtiar mencari harta bukan sesuatu yang terpisahkan. Agama jelas jelas memotivasi kita untuk ikhtiar mencari rezeki atau harta, tetapi ingat agama memberikan tuntunan cara cara mengelola harta dan cara mencari harta yang benar alias tidak asal banyak perolehannya saja.
Penulis : Nasrudin
IG : @nnasrudin70
WEB : www.nazrudin.com
WA : 0857-8108-3314
0 Komentar